Rabu, 18 September 2013

BHR Aceh Barat Siap Dibentuk

 

Meulaboh-KemenagNews, Kamis (19/9/2013) Bupati Aceh Barat H. T. Alaidinsyah, Selasa (16/9) menerima Kankemenag dan staf di jajaran Kantor Kementerian Agama Kab. Aceh Barat. Bupati pada kesempatan tersebut mengatakan Pemerintah Aceh Barat siap membentuk Badan Hisab dan Rukyat di Aceh Barat sesuai dengan rekomendasi dari Kankemenag Aceh Barat beberapa waktu lalu. Kankemenag Aceh Barat Drs. H. Muhammad Arif sangat mengapresiasi kesiapan Bupati Aceh Barat tersebut dan siap mengemban amanah dari pemerintah Aceh barat sebagai leader dari kegiatan ini.
Kakankemenag Aceh Barat menyampaikan bahwa Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Aceh Barat ini adalah satu-satunya yang akan terbentuk di pantai barat Aceh. Sementara di seluruh Aceh yang sudah memiliki lembaga BHR hanya ada Aceh Utara dan Aceh Besar.
Dalam kesempatan itu Kakankemenag juga menyampaikan bahwa Pemerintah Pusat lewat Kementerian Agama akan membangun sebuah gedung yang akan digunakan oleh Sekretariat Bersama Forum Kerukunan Umat Bersama (FKUB). Gedung ini bisa digunakan sebagai tempat untuk berkumpul dan berdiskusi antar umat beragama di Aceh Barat. Sehingga bisa meminimalkan gesekan atau pertikaian antar umat beragama.
Drs. H. Muhammad Arif menemui Bupati Aceh Barat didampingi oleh Kamil Syafruddin, Lc, dan beberapa staf Seksi Penyelenggara Syariah Kantor Kementerian Agama Kab. Aceh Barat. Kepala Kemenag juga meminta agar Pemda Aceh Barat dapat membantu kekegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama.
Pada akhir pertemuan Bupati menyampaikan akan membantu Kemenag sesuai dengan kemampuan Pemerintah Aceh barat. Dan mengucapkan terimakasih atas dukungan Kankemenag terhadap Pemerintah Aceh Barat selama ini. Diharapkan koordinasi seperti ini dapat terus terjaga, sehingga kegiatan untuk umat pun akan terjalin secara seiring dan sejalan antara Pemerintah dan Kemenag di Aceh Barat. [Kamil Syafruddin/y]

Peusijuek JCH di Kemenag Aceh Barat, Ketua MPU Beri Taushiyah


Meulaboh-KemenagNews, Rabu (18/9/2013) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat, Rabu (18/9/13) melaksanakan peusijuek Jamaah Calon Haji (JCH) di lingkungan Kantor Kementerian Agama setempat. Acara tersebut berlangsung di Mushalla An-Nida Kankemenag Aceh Barat
Kakankemenag Aceh Barat, Drs H M. Arif Idris, MA dalam sambutanya berharap JCH di lingkungan Kankemenag Aceh Barat yang akan berangkat ke tanah suci tahun ini selalu dalam keadaan sehat, sehingga dapat mengikuti semua rukun haji dan menjadi haji mabrur.

Pada acara tersebut juga diadakan tausiah yang disampaikan H. Abdul Rani Adian (Ketua MPU Kabupaten Aceh Barat),“Beliau berpesan kepada JCH agar memperbanyak ibadah, dan amalan kebaikan saat melaksanakan ibadah, juga selalu menyempatkan shalat berjamaah.”
JCH yang yang dipeusijuek sebanyak tujuh orang diantaranya satu orang petugas dan ketua rombongan. Sedangkan jumlah JCH Aceh Barat yang berangkat tahun 2013 berjumlah 164 orang,” ujarnya.
Turut hadir pada acara tersebut seluruh Kepala Seksi, Kepala KUA, Ketua K3MI juga Seluruh Staf karyawan / karyawati Kankemenag setempat.(Jufrizal/y)

Senin, 16 September 2013

Penutupan Manasik Haji: JCH Harus Berlapang Dada

 


Meulaboh-KemenagNews, Selasa (16/9/2013) “Selamat kepada para calon jamaah haji Kabupaten Aceh Barat, yang pada hari ini dinyatakan sudah selesai melaksanakan manasik haji. Mudah-mudahan semua pengetahuan yang sudah diperoleh dan dipelajari selama manasik berlangsung, bisa menjadi bekal yang cukup untuk bisa melaksanakan ibadah haji secara benar dan khusu, sehingga mudah-mudahan pula dengan demikian saudara-saudara akan menjadi haji yang mabrur dan Jemaah Calon Haji juga harus berlapang dada,” ungkap H. T. Alaidinsyah yang hadir memberikan sambutan dalam acara Penutupan Pembinaan Manasik Haji Tahun 1434 H/ 2013 M, Senin, (16/09/13) di masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
Sebelum acara penutupan terlebih dahulu para calon jamaah haji, mendapat beberapa materi manasik, yang telah di sampaikan beberapa orang pemateri mulai dari tata cara keberangkatan, sampai dengan praktek pelaksanaan haji dan Umrah.
Acara yang dihadiri beberapa pejabat dan Unsur Muspida, diantaranya, Kapolres Aceh Barat, Dandim 0105 Kabupaten Aceh Barat, Ketua Mahkamah Syar’iah Meulaboh dan Ketua MPU dan juga dihadiri Kakankemenag Kabupaten Aceh Barat, Drs. H. M. Arif Idris, MA.
Kadis Sayriat Islam Kabupaten Aceh Barat Drs. Hasballah dalam laporan nya menyampaikan Dari 164 calon Haji ini Laki-laki berjumlah 59 orang, Wanita 105 orang berasal dari beberapa Kecamatan,sedangkan jamaah calon Haji termuda Haswani Binti H. Hanafi Rani (37) tahun dari Kecamatan Samatiga, dan tertua M. Daud Bin Hasyim (85) tahun dari Kec Johan Pahlawan. Seluruh Jamaah Calon Haji ini akan masuk asrama Haji Embarkasi Banda Aceh pada tanggal 02 Oktober 2013 pukul 22.00 Wib. sedangkan keberangkatan ke tanah suci pada tanggal 04 Oktober 2013 pukul 04.00 Wib.
Iringan doa kita bersama diharapkan seluruh jamaah calon Haji ini yang telah mendapatkan bimbingan dan pengetahuan pada manasik ,termasuk persiapan fisik dan mental yang prima menjadi andalan , sehingga pelaksanaan ibadah wajib maupun sunat nantinya berjalan dengan sempurna, sebab seluruh jamaah akan dihadapkan dengan berbagai tantangan termasuk cuaca yang kurang bersahabat serta akan bertemu dengan warga asing dari berbagai daerah yang memiliki adat istiadat yang tentu sangat berbeda dengan lingkungan sehari harinya. [Jufrizal/y]

Manasik Haji di Kemenag Aceh Barat

 

Meulaboh-KemenagNews, Ahad (15/9/2013) Kegiatan pembinaan manasik haji yang diselenggarakan oleh Penyelenggara Haji dan Umrah Kankemenag Kab. Aceh Barat yang masuk pada hari ketiga melaksanakan praktek perjalanan haji ke tanah suci (15/9).
Materi bimbingan yang diberikan selama beberapa hari yang lalu adalah bimbingan Fiqih Haji, Hikmah Haji, Doa-doa Haji, Panduan Perjalanan Ibadah Haji, Kesehatan Haji, pada hari ketiga ini masuk pada Teori dan Praktek Manasik.
Menurut pemantauan kontributor tanggapan peserta sangat baik terlihat selama mengikuti bimbingan peserta begitu semangat disamping banyak mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan perjalanan ziarah ke tanah suci mulai dari keberangkatan, apa yang akan dibuat, menanyakan tempat, arti dan makna simbol-simbol tertentu hingga mereka kembali ke tanah air.

Hadir sebagai narasumber materi Teori dan Praktek Perjalanan Haji yang juga banyak membagikan pengalamannya kepada para calon jemaah haji diantaranya Ust.H. Kamil Syafruddin, Lc dan H. Darianus Ibnu Hajar Nasution, S.Pd.I, latihan manasik di pusat di beberapa titik dalam kota meulaboh, mulai dari mesjid agung meulaboh, dan Kembali lagi ke komplek masjid. Dalam arahannya sebelum melatih para peserta kegiatan baliau mengajak peserta untuk mengikuti secara serius.
Dalam melaksanakan tawaf dianjurkan agar tidak berdesak-desakan dan tidak memaksakan diri untuk mencium Hajar Aswad, sebab mencium Hajar Aswad bukan merupakan hukum maupun wajib haji, tetapi merupakan suatu sunah.
Demikian pun saat solat duarakaat di hijir Ismail sering terjadi kecelakaan karena banyak jemaah haji yang berdesakan, sehingga latihan dengan latihan ini diharapkan untuk JCH sedikit bisa menjadikan latihan ini untuk di tanah suci nantinya. (Jufrizal/y)

Sekda Buka Manasik Haji di Meulaboh


Meulaboh-KemenagNews, Kamis (12/9/2013) Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Barat Drs. H. Bukhari, MM atas nama Bupati Kab. Aceh Barat membuka secara resmi manasik haji Kabupaten Se Aceh Barat. Dalam kesempatan tersebut, dia berpesan agar calon jemaah haji asal Aceh Barat menjaga kekompakan dan nama baik daerah serta terus harus menjaga kesehatan dan kekuatan fisik agar nantinya di tanah suci bisa lebih sehat dan tidak terganggu dalam melaksanakan ibadah. selain diperlukannya ilmu untuk melaksanakan ibadah haji, namun, paling utama adalah niat melaksanakan ibadah haji.
Selain itu, 4 hal harus tetap dijaga dan diperhatikan seluruh CJH yakni, menjaga kesehatan karena aktifitas haji banyak bergerak,jaga makanan, jaga hablum minannas dengan meminta maaf dengan kaum family juga tidak perbanyak dosa lagi seperti mengumpat hal hal terkait serhari-hari.
Pembukaan digelar, Kamis (12/9/13) di Mesjid Agung Baitul Makmur Meulaboh, yang ikut dihadri oleh beberapa orang pejabat dari setdakab Aceh Barat, CJH Kabupaten Aceh Barat tergabung dalam kloter 5 diikuti 164 calon jemaah haji.
Menurut Menurut Kasi PHU Kankemenag Kab. Aceh Barat Drs. H. Jakfar kegiatan manasik ini akan dilaksanakan yang akan dilaksanakan dari tanggal 12 s/d 16 September 2013 dan menghadirkan beberapa orang pemateri yang akan memaparkan beberapa materi diantaranya kebijakan pemerintah tentang perhajian, pembagian kelompok, ilmu manasik haji, dan praktek.
Sementara itu Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Aceh Barat Drs. H. M. Arif Idris, MA selaku Ketua Panitia Pelaksana dan Kepala Staf Haji Kabupaten Aceh Barat, menyampaikan bahwa kegiatan manasik haji ini adalah merupakan rangkaian dari kegiatan manasik haji sebelumnya yang telah dilaksanakan di tingkat Kecamatan.
Tujuan kegiatan ini dilksanakan agar jamaah calon haji Kab. Aceh Barat dapat menjadi haji yang mandiri yakni jamaah haji yang dapat memahami dan melaksanakan ibadah haji secara benar menurut tuntunan petunjuk dari Kementerian Agama.
Kakankemenag menyingung akibat kebijakan Pemerintah Arab Saudi katanya, terjadi pengurangan 20 persen calon jemaah haji. tentu berimbas kepada seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Aceh. yang terjadi ditunda keberangkatannya, diakibatkan pengurangan 20 persen. “Kita harap dengan manasik haji ini dapat memantapkan rukun-rukun haji pada Jamaah serta berguna nanti saat berada di tanah suci,” tutup H. M. Arif Idris. [Jufrizal]
[Keterangan Foto : Sekda Kabupaten Aceh Barat Drs. H. Bukhari, MM di dampinggi Kakankemenag Aceh Barat Drs. H. M. Arif Idris, MA, saat menyematkan tanda pengenal pada Karu. Karom Kab. Aceh Barat di Mesjid Agung Baitul Makmur Meulaboh]

Foto Jurnalistik Harus Faktual, Visual, dan Menarik


Meulaboh-KemenagNews, Rabu (11/9/2013) Foto menjadi bagian penting dalam sebuah berita. Keberadaannya membuat pembaca lebih memahami berita yang disajikan. Namun tidak semua foto layak disisipkan dalam sebuah berita. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi seperti kemenarikannya, nilai informatif dari foto tersebut, keaktualan, dan keotentikannya.
“Nah, untuk mendapatkan foto sedemikan itu tentunya diperlukan keahlian yang cukup,” ungkap Khairul Umami saat menjadi pemateri pada pada hari kedua kegiatan Workshop Jurnalistik di Aceh Barat, yang dipusatkan di Aula Dinas Transmigrasi Kab. Aceh Barat, Rabu (11/09)
Khairul melanjutkan “Foto jurnalistik harus faktual, visual, dan menarik, serta sebuah moment harus terdokumentasi dengan baik secara kronologis.” Yang terpenting saat membidik objek, fotografer harus memperhatikan kondisi pencahayaannya. Demikian sambung pak Khairul, layout Majalah Santunan dan desainer binner, baliho, dan cetakan grafis Subbag Inmas Kanwil.
Selain pencahayaan, fotografer harus peka dengan momen kejadian yang diabadikan. “Ibarat menulis, foto juga harus menonjolkan sebuah nilai berita. Sebaiknya, sebelum mengabadikan sebuah kejadian, seorang fotografer harus mengenal lingkungan sekitarnya. Adakan observasi kecil-kecilan. Ini dimaksudkan agar fotografer tidak asal dalam membidik. Nantinya, feeling untuk mendapat momen yang menarik bisa terbangun dari situ,” jelasnya.
Materi yang dibawakan dengan santai di Ruang Aula Dinas Tramsigrasi itu dilanjutkan dengan praktek langsung di lapangan. Kahirul dibantu dengan rekannya, Amwar Cita Hutabarat, S.Sos mengarahkan beberapa tekhnik belajar membidik beberapa objek jauh. “Perhatikan juga diafragma dan fokus lensa jika mau memotret,” tambahnya. [Jufrizal].

Workshop Jurnalistik di Kankemenag Aceh Barat


Meulaboh-KemenagNews, Selasa (10/9/2013) Dalam rangka meningkatkan sumberdaya manusia dibidang jurnalistik, dan teknologi informasi komunikasi, Hari ini (Selasa, 10/09/13) dilaksanakan Workshop Jurnalistik Bagi Aparatur Kementerian Agama Jajaran Kankemenag Kabupaten Aceh Barat yang mengambil tema “Membangun Pegawai Negeri Sipil Yang Cerdas Media”.
Acara yang diselenggarakan oleh Kankemanag Kabupaten Aceh Barat yang dilaksanakan di Aula Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Barat.
Hadir dan membuka Workshop ini secara resmi oleh Ka.Kankemenag Kab. Aceh Barat DRS. H. M. Arif Idris, MA didampinggi Kasubbag Tata Usaha yg sekaligus merupakan ketua panitia di acara tersebut, Workshop ini dilaksanakan selama 2 hari dari tanggal 10 s/d 11 Sep 2013.
Pelatihan ini diikuti 49 peserta yang berasal dari Jajaran Kankemenag Aceh Barat. Antusias peserta yang mengikuti kegiatan ini cukup tinggi. Ini terlihat dengan sambutan hangat dari semua peserta yang mengikuti kegiatan, Wajah cerah ceria tergambar jelas di setiap peserta.
Dalam sambutan sekaligus membuka secara resmi Workshop Jurnalistik, Kakankemenag menyampaikan, “Diharapkan peserta yang mengikuti kegiatan ini dapat mengikuti dengan sebaik-baiknya dan anda sebagai peserta nantinya sebagai perpanjangan tangan dalam penyedian informasi bagi Kankemnag Aceh Barat yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Satker masing-masing,” tandasnya.
Beliau menambahkan, “Agar menggunakan kesempatan kegiatan ini untuk bertanya segala hal yang berhubungan kegiatan Jurnalistik jangan ragu-ragu untuk bertanya sehingga nanti setelah kita kembali ke tempat tugas masing-masing dapat memberikan kotribusi terhadap media online Kankemnag Aceh Barat,” harapannya.
Workshop Jurnalistik menghadirkan beberapa narasumber diantaranya dari Staf Inmas Kanwil Kemenag Prov. Aceh, dari Humas Setdakab Aceh Barat Jopi Dian Saputra, SE, S.Sos (Kasubbag Hubungan Media Massa Bagian Humas dan PDE di Setdakab Aceh Barat), Dedi Iskandar, SE (Wartawan Serambi Indonesia Biro Meulaboh). [Jufrizal/y]

Pelatihan Karu/Karom JCH di Abar 1434 H


Meulaboh-KemenagNews (7/9/2013) Sabar bermakna pasrah menerima ketetapan Allah karena akan banyak ujian, hambatan, dan tantangan selama beribadah haji. Tiap jemaah calon haji harus bersikap sabar yang merupakan salah satu sifat takwa seperti yang terungkap dalam (Q.S. Albaqarah : 118). Dengan jumlah jemaah haji yang mencapai jutaan orang dari seluruh dunia yang berbeda bahasa, adat istiadat, dan budayanya tentu akan memunculkan banyak masalah. Sabar merupakan kunci menghadapi itu semua,” Ungkap Kankemenag Kabupaten Aceh Barat Drs. H. M. Arif Idris, MA di damping oleh Kasubbag Tata Usaha Drs. Mulyadi dan Kasi Haji dan Umrah Drs. H. Jakfar, saat membuka acara pelatihan Karu dan Karom JCH Kabupaten Aceh Barat tahun 2013 M/ 1434 H.
Acara yang berlangsung selama 1 hari penuh itu di pusatkan di Aula Kankemenag setempat Sabtu 07/09/2013 di aula kankemenag setempat, acara yg diikuti oleh 18 org berasal dri seluruh Kabupaten Aceh Barat.
Di samping itu, jemaah haji dituntut pula mengerti makna yang terkandung dalam pelaksanaan ibadah haji. Berbagai macam makna simbolis yang terkandung dalam pakaian ihram, tawaf mengelilingi Kabah, sai dari Bukit Safa ke Bukit Marwah, wukuf di Padang Arafah, melempar jumrah harus dipelajari dan dimengerti.
“Dengan demikian, ibadah haji bisa dilakukan dengan penuh penghayatan secara mendalam, bukan sekadar gerak fisik ritual tanpa makna,” ujar Kankemenag.[Jufrizal/y]

Mendongkrak Disiplin Kerja dengan Budaya Malu


Meulaboh-KemenagNews (7/9/2013) Berbicara tentang kedisiplinan dan komitmen untuk lakukan yang terbaik, budaya kerja bangsa Jepang bisa dijadikan sebagai contoh. Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang disiplin dan tingkat produktivitasnya tinggi. Berkat budaya kerjanya itu maka mereka bisa menjadi bangsa yang tingkat ekonominya sejajar dengan negara-negara maju di Eropa dan Amerika.
Orang jepang terkenal dengan etos kerjanya yang luar biasa. Etos kerja ini memiliki peranan penting atas kebangkitan ekonomi jepang, terutama setelah kekalahan Jepang diperang dunia kedua. Dulu orang Jepang bukanlah orang yang memiliki etos kerja yang tinggi. Mereka tidak disiplin dan lebih senang bersantai dan menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang.
Namun kekalahan Jepang pada perang dunia kedua mengubah keadaan yang serba santai dimasa lalu. Ekonomi Jepang kacau balau, pengangguran dimana-mana. Saat itu mereka tidak punya pilihan lain selain bekerja dengan sangat keras agar bisa survive. Kondisi yang serba tidak enak itu secara tidak langsung menempa kedisiplinan mereka dan memiliki peran yang sangat signifikan dalam pembentukan etos kerja mereka yang begitu mengagumkan. Etos kerja tersebut menular ke generasi selanjutnya dalam konsep moral yang ditanamkan dengan ketat melalui jalur pendidikan.
Berbagai disiplin bangsa Jepang ditempat kerja mereka akan diuraikan dalam berbagai contoh:
1. Prinsip Bushido
Prinsip tentang semangat kerja keras yang diwariskan secara turun- menurun. Semangat ini melahirkan proses belajar yang tak kenal lelah. Awalnya semangat ini dipelajari Jepang dari barat. Tapi kini baratlah yang terpukau dan harus belajar dari Jepang.
2. Prinsip Disiplin Samurai
Prinsip yang mengajarkan tidak mudah menyerah. Para samurai akan melakukan harakiri (bunuh diri) dengan menusukkan pedang ke perut jika kalah bertarung. Hal ini memperlihatkan usaha mereka untuk menebus harga diri yang hilang akibat kalah perang. Kini semangat samurai masih tertanam kuat dalam sanubari bangsa Jepang, namun digunakan untuk membangun ekonomi, menjaga harga diri, dan kehormatan bangsa secara teguh. Semangat ini telah menciptakan bangsa Jepang menjadi bangsa yang tak mudah menyerah karena sumber daya alamnya yang minim juga tak menyerah pada berbagai bencana alam, terutama gempa dan tsunami.
3. Konsep Budaya Keishan
Perubahan secara berkesinambungan dalam budaya kerja. Caranya harus selalu kreatif, inovatif, dan produktif. Konsep Keisan menuntut kerajinan, kesungguhan, minat dan keyakinan, hingga akhirnya timbul kemauan untuk selalu belajar dari orang lain.
4. Malu, kalau pulang lebih cepat
Mereka yang pulang lebih cepat dianggap sebagai pekerja yang tidak penting dan tidak produktif. Ukuran nilai dan status orang Jepang didasarkan pada disiplin kerja dan jumlah waktu yang dihabiskan di tempat kerja. Kecintaan orang Jepang pada pekerjaannya, membuat mereka fokus pada pekerjaannya. Tanpa ada pengawas pun mereka bekerja dengan baik, penuh dedikasi, dan disiplin.
5. Kerja ya kerja, istirahat betul-betul istirahat
Ketika jam 8 pagi masuk kerja, tak ada lagi obrolan dan canda, mereka langsung bekerja di komputer masing-masing atau sibuk langsung di depan workstation masing-masing. Baru ketika tiba saatnya hiru gohan no jikan (makan siang) mereka hentikan aktivitas masing-masing dan bercanda ria dengan teman-teman sambil menuju shokudo (kantin).
6. Disiplin soal kecil-kecil
  • Sampah yang jatuh di area kerja, harus dipungut dengan tangan kosong (sude), tidak boleh memakai alat.
  • Jika menemukan puntung rokok atau permen karet, Anda harus segera pungut, tidak peduli siapa yang membuangnya, Anda tidak boleh pura-pura seolah tidak melihatnya.
Teringat bukunya Mochtar Lubis yang berjudul Manusia Indonesia, beliau mengatakan bahwa bangsa ini memiliki jiwa hipokrit serta segan dan enggan bertanggung jawab atas perbuatannya. Bisa jadi, hal inilah yang menjadi akar permasalahan atas makin keropos dan terkikisnya budaya malu bangsa kita saat ini.
Ehm.. sudah benar-benar hilangkah budaya malu bangsa kita, bangsa ini? Mungkin tidaklah terlalu sulit menjawab pertanyaan tersebut ketika kita mau melihat realita dan problematika yang terjadi di negeri kita sekarang ini.
Di mana-mana, hampir dalam semua aspek kehidupan, sepertinya semakin banyak perilaku yang mengindikasikan bahwa budaya malu itu sudah semakin keropos (atau justru sudah hilang) dari diri masyarakat kita. Hampir semua pihak yang berada di sektor kehidupan Indonesia telah kehilangan identitasnya sebagai seorang yang memiliki budaya malu, baik malu pada diri sendiri, malu pada orang lain dan terutama malu pada Allah SWT. Yang pejabat tidak bisa menunjukkan diri sebagai orang yang pantas disebut sebagai ‘pejabat’, yang public figur tidak mampu memberikan teladan yang pantas sebagai orang yang bisa dijadikan sebagai‘figur’,dll.
Contoh lain yaitu termasuk masalah kehadiran dalam masuk kerja, tak sedikit kita liat abdi negara begitu sebutan untuk pegawai negeri sipil yang selalu mebiasakan diri masuk dan keluar kantor tanpa sedikitpun merasa malu apa penilaian masyarakat nanti, Lemahnya komitmen mayoritas PNS untuk menaati rentang waktu kerja yang sesuai aturan juga bukan merupakan sesuatu yang gawat. Apalagi bila membandingkannya dengan masalah budaya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di birokrasi. Walaupun begitu, kondisi ini kerap memicu rasa sebal di masyarakat yang serta-merta membuat malu organisasi birokrasi.
Entah karena risih ataupun gusar dengan kenyataan tersebut, Pemerintah selalu berupaya memperbaikinya. Namun segala cara yang telah ditempuh, tidak pernah tuntas menyelesaikan akar masalah. Mulai dari inspeksi mendadak (sidak) oleh para pejabat publik sampai dengan merazia PNS oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) saat waktu jam kerja di tempat umum. Semua itu tidak efektif karena bersifat kondisional dan bukan memperbaiki sistem pengawasan.
Tetapi kini timbul harapan baru untuk menyelesaikan keadaan ini. Pada 2010, Pemerintah mengganti peraturan yang lama yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 (PP 53 Th 2010) tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Pemerintah juga melengkapi dengan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010 (Perka BKN No 21 Th 2010) sebagai pedoman teknis pelaksanaan PP 53 Th 2010.
Padahal budaya malu merupakan perisai kita dari melakukan perbuatan yang ‘kurang pantas’. Jika manusia sudah tidak punya lagi rasa malu, maka manusia akan berbuat apa saja, bahkan melakukan perbuatan yang lebih rendah daripada hewan. Dan ironisnya justru inilah yang sekarang ini terjadi, di era yang sering disebut-sebut sebagai era globalisasi, mencari budaya malu itu seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.
Kini banyak orang mengaku beragama, tapi tidak segan-segan lagi mengabaikan nilai agamanya. Tidak malu untuk mengambil yang bukan haknya, tidak malu untuk melakukan tindakan asusila. Sudah tidak terhitung lagi pelaku yang diselidik, disidik, tersangka, terdakwa, terpidana, yang masih sempat mengumbar senyuman saat menjalani proses peradilan seolah tidak terjadi kesalahan apa-apa. Kita mungkin hanya bisa mengelus dada karena mereka sama sekali tidak merasa malu atau setidaknya risih atas tindakannya.
Saya percaya, sebenarnya hanya segelintir saja orang yang berbuat ‘kurang pantas’ tersebut, masih lebih banyak dari kita yang menjunjung nilai moralitas. Namun (seperti kata Bapak Mario Teguh) sering kali yang sedikit itu merepotkan dan menggelisahkan yang banyak. Jadi, marilah kita putus saja rantai manusia tidak berbudaya malu yang masih tersebar di pertiwi ini. Sudah saatnya malu menjadi budaya yang harus senantiasa dijaga dan dipelihara, baik oleh individu, kelompok, terlebih oleh bangsa ini.
Orang yang malu, akan menjaga isi kepalanya supaya tidak berpikir untuk melakukan perbuatan negatif. Orang yang merancang perbuatan maksiat, berarti dia tidak malu kepada Allah, karena Allah Maha Mengetahui apa yang tampak dan yang tersembunyi. Begitu pula rasa malu dalam mengisi perut. Artinya, segala yang masuk ke dalam perut haruslah sesuatu yang halal, tidak boleh yang haram.
Juga tidak boleh memakan sesuatu dari hasil yang haram, misalnya mencuri, korupsi, suap menyuap, ataupun merampas hak milik orang lain. Dengan budaya malu, seorang pejabat tidak akan mau melakukan perbuatan korupsi dan kolusi, seorang pedagang tentu tidak akan mengurangi takaran, seorang pelajar tidak akan berbuat curang dalam ujian, suami atau istri tidak akan melakukan perbuatan selingkuh, remaja akan menjauhi segala bentuk narkoba dan hubungan lain jenis di luar nikah.
Setiap kita harus berani menatap cermin dan bertanya pada bayangan yang ada di sana, masihkah menghayati etika atau sudah luntur budaya malunya?
Dengan budaya malu, kita tidak akan menjadi pribadi yang malu-maluin. Karena dengan budaya malusetiap orang akan menjaga dirinya dari perbuatan yang dilarang agama maupun norma susila. Pada gilirannya nanti, akan tercipta masyarakat yang religius dan berbudaya.
“Hiduplah sesukamu tapi engkau pasti mati, berbuatlah sesukamu tapi pasti engkau akan dibalas (sesuai perbuatanmu itu),” nasihat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. (nukilan dari Sahl bin Said).
[oleh: Jufrizal (Staf Kepegawaian Kankemenag Kab. Aceh Barat)]
(Keterangan Foto: Suasana Apel Pagi di Halaman Kankemenag Aceh Barat)

Selasa, 03 September 2013

Seksi Pendidikan Diniyah Pontren Kankemenag Aceh Barat adakan Sosialisasi Pengsian Data Emis

 

Meulaboh- KankemenagNews(04/09)Bertempat di Ruang Aula, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat melalui Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pengisian dan Pengelolaan Data EMIS bagi Lembaga Pendidikan Islam di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kab. Aceh Barat Tahun 2013, Selasa (03/09). Acara Sosialisasi yang mengundang 87 orang perwakilan dari Pondok Pesantren dan Diniyah Takmiliyah  se Kab. Aceh Barat.

Sementara itu Kasi Pendidikan Diniyah dan Ponpes Irwadi, SE dalam sambutan menyebutkan bahwa tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah sesuai surat Edaran Dirjen Lembaga yang telah melakukan pemutakhiran data secara lengkap dan benar dan tepat waktu melalui sistem pendataan Emis, beliau juga mengingatkan bahwa jika data ini tidak segera di selesaikan maka akan berdampak pada tidak diakuinya secara resmi lembaga tersebut oleh Kementerian Agama.

Tidak dapat dipungkiri bahwa data dan informasi memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang tercapainya tujuan dari sebuah institusi atau lembaga. “Tujuan tersebut perlu mendapat dukungan sistem dan manajemen yang baik sehingga dapat mengelola data-data dan informasi yang dibutuhkan oleh user data guna menunjang perencanaan dan kinerja institusi”, terang Irwadi.

Tehknis pengisian data ini dibimbing oleh saudara Yusni Hendri, S.Ag, staf Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kankemenag setempat yang sudah mengikuti pelatihan di Medan beberapa waktu yang lalu. [Jufrizal]

Senam Pagi untuk Semangat Aktivitas


Meulaboh-KemenagNews Jumat, (30/8/2013) Jumat, 30 Agsutus 2013, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat mengadakan olah raga pagi bersama bertempat di halaman tengah Kankemenag, di jalan Nasional Meulaboh itu.

Kegiatan diikuti oleh seluruh pegawai dan seluruh pejabat serta pengawas di lingkungan Kankemenag. Pelaksanaan senam pagi rutin dilaksanakan di Kankemenag Aceh Barat setiap Jum’at pagi.
Senam termasuk salah satu olahraga yang sangat bermanfaat untuk penyembuhan dan terapi beberapa jenis penyakit. Memang kebanyakan orang sering melupakan manfaat senam pagi, terlebih setelah terbangun tidur.
Ada sedikit tips yang memang sangat membantu menormalkan aliran darah dan melatih urat saraf yang kaku sewaktu bangun tidur.

Pertama yang bisa kita lakukan memegang kedua erat tangan keatas kepala; kedua memijit pundak selama beberapa detik saja, lalu setelah itu bergerak ke sekitar ruangan dengan melakukan beberapa gerakan tubuh ringan.

Yang ketiga, setelah badan sedikit menghangat maka barulah meminum segelas air putih untuk penyegar.
Karena olah raga pagi bermanfaat untuk selalu menjaga kesehatan tubuh dengan berolahraga secara teratur dan kembali mengingatkan tentang value Kementerian Agama yaitu Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, dan Kesempurnaan. [Jurizal/y]